Entri Populer

Rabu, 03 November 2010

SEJARAH ASAL MULA DURI

             Suatu legenda yang mengisahkan terbentuknya nama suatu daerah yang ada di hamparan bumi ini. Legenda yang dimaksud adalah suatu bangsa yang memiliki cerita atau memiliki data tertulis (Lontara istilah Bugis Makassar) atau hanya sekedar cerita turun temurun. Di Enrekangpun memiliki beberapa cerita dan kisah terbentuknya suatu wilayah yang memiliki  nama yang diambil dari kisah nyata peradaban manusia pada zamannya. Selumbung pakelalono atau dikenal dengan nama Nenek Matindo Dama yaitu sosok manusia pertama yang dipercaya untuk memandu setiap kegiatan kemasyarakatan di Wilayah Utara Timur Laut Enrekang. Daerah ini dikenal sebagai daerah pegunungan dengan persebaran penduduk yang belum mengenal peradaban sosial yang merata. Nenek Matindo Dama atau pemimpin pertama di wilayah kerajaan yang berpusat di Buntu lalono meliputi daerah kekuasaan yang sangat luas dengan batas pegunungan yang mengelilinginya mulai dari Uluwai, marena, Benteng Alla, Latimojong, Lakawan sampai perbatasan Bungin dan Baraka, karena tempatnya yang cukup strategis di daerah ketinggian, Buntu Lalono dipilih sebagai tempat bermukim pertama Nenek Matindo Dama atau dikenal sebagai Selumbung Lalono.
            Penghidupan mereka dan keturunanya hanya tergantung pada alam, maksudnya hanya memakan buah-buahan dan umbi-umbian yang tumbuh dengan sendirinya, berburu binatang juga hal yang sangat penting untuk memenuhi kebutuhannya. Pada saat itu dengan menggunakan alat erburu atau peraatan pusaka andalannya yang dimaksud terbagi atas 3 jenis yaitu Penai (berbentuk pedang), Gajang (berbentuk keris) dan Tallu Buntik (sejenis pisau pusaka bercabang tiga). Juga secara darurat biasa dibuat dari bahan kayu yang runcing dan mambu runcing (barorang). Benda pusaka ini melekat setiap hari di tubuh Nenek Matindo Dama dan seekor ajing setianya, pada setiap kali pergi berburu dan kemana saja mengawasi wilayah kekuasaannya. Perjalanannya yang panjang dan sangat melelahkan, menyusuri sungai dari arah Parombeanke hilir, dalam tubuh Nenek Matindo Dama terluka akibat goresan batu cadas di sungai dan akhirnya beristirahat di suatu tempat sekaligus mencari dedaunan dan ramuan lainnya untuk mengobati lukanya tempat mengobati luka si Nenek Matindo Dama dinamakan Rogo (sekarang kampung tersebut diabadikan namanya).
            Lelah dan sakit asih terasa hingga sedikit pasrah dan akhirnya diputuskan hingga kembali ke istananya, kembali ke Buntu Lalono. Darah Nenek Matindo Dama yang menetes ke sungai konon kabarnya menjadi sesuatu yang sering diceritakan berubah menjadi pemangsa sungai yang dikenal dengan sebutan Kamandang dan itu hanya ada di Malua.

6 komentar:

  1. Nice share mane..bljar ngeblog dmana?

    btw ane buka kursus blog di enrekang kota, teman2 yg minat bisa call/sms ane di
    081-242-273493

    contoh blog indo ane:
    http://www.enrekang.net/
    http://namaanakbayi.org/

    Contoh blog untuk cari duit di Amazon:
    http://www.firshopping.info/
    http://bestcameralens.org/

    BalasHapus
  2. Oke mane., jempol bvat qm n smva tmn2 yg trlibat dlm blog sejara duri.

    BalasHapus
  3. posting lebih banyak sejarahnya lagi dong, , sekalian juga gambar2 peninggalannya

    BalasHapus
  4. Ayo masyarakat Duri pelihara budaya kita

    BalasHapus
  5. bahas terus tentang sejarah duri, dan harus ada juga historiesnya,

    BalasHapus